Pantai Parangtritis |
Karena saya sudah semester lima, mau tidak mau saya harus mengikuti ujian N3. Walaupun bisa dibilang saat ujian saya tidak benar-benar mengerjakannya. Ruangan kelas SMK 2 Yogyakarta yang dingin, dan cuaca yang mendung seolah-olah menjelma menjadi obat tidur yang mujarab. Alhasil bukannya mengerjakan saya lebih memilih untuk memejamkan mata dengan meja sebagai tumpuan. Ahh, saya merindukan masa-masa sekolah.
Semuanya Abu-abu |
Mulanya pilihan kami jatuh pada Pantai Pok Tunggal yang berada di Gunung Kidul. Karena perjalanannya yang membutuhkan waktu lama dari Yogya, kami mengurungkan niat dan memilih Pantai Parangtritis yang lebih mudah dijangkau. Pantai Parangtritis sendiri terletak di wilayah Bantul, membutuhkan waktu sekitar empat puluh menit dari Yogya. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Parangtritis kita bisa melihat sawah-sawah terhampar luas. Hijau dan menyegarkan mata.
Sayangnya hari itu mendung. Jadi saat tiba di Parangtritis saya agak sedikit kecewa. Dibayangan saya, saya bisa melihat langit bewarna biru dan jernihnya air laut yang juga bewarna biru. Tapi hari itu saya hanya melihat warna abu-abu di mana. Tak apalah, setidaknya kaki saya menyentuh air pantai setelah lama tidak mantai.
Kekecewaan saya tidak hanya di situ. Setahun yang lalu, saat saya masih semester tiga saya juga pernah pergi ke Parangtritis. Saya ingat betul dulu, Pantainya benar-benar bersih tak banyak sampah. Tapi kemarin saat saya ke sana, sepanjang mata memandang banyak sekali sampah berserakan. Paling banyak sampah bekas makanan. Saya jadi teringat dengan kejadian yang baru saja terjadi di Yogyakarta di daerah Gunung Kidul. Bunga Amarylis yang hanya mekar satu tahun sekali rusak parah akibat ulah manusia yang ingin mengabadikan bunga tersebut ke dalam bentuk foto.
Mantai |
Parangtritis Setahun Yang Lalu |
Pantai Parangtritis Sekarang |